Cerita Dan Doa Ku Di Pagi Yang Cerah Untuk Semesta


Pagi itu saya berdiri menyerupai biasa..

Yaa menyerupai biasa berdiri terlalu siang dan dapat dikatakan terlambat untuk masuk kerja. Memang agak rada males sih alasannya jam masuk kerja ku terbilang cukup pagi sekali ialah jam 7..

Cukup berat untuk anak muda menyerupai ku yang suka menantang malam melaksanakan acara tidak menguntungkan.. Seperti nongkrong dengan sobat dan bermain game hingga larut

Hari itu saya eksklusif bergegas kekamar mandi untuk untuk mempersiapkan diri berangkat menuju lokasi kerja yang jaraknya sekita 7 Km dari rumah..

Sejak awal pagi itu wajah ibu ku agak terlihat ajaib sih, dan sebelumnya memang terlihat lebih banyak merenung..

Entahlah apa yang beliau fikirkan, saya belum ambil pusing..

Sebelum berangkat kerja saya sarapan dan bersalaman sebagai tanda pamit meminta doa dan restu ibu supaya seluruh pekerjaan ku dapat di gampangkan dan selamat menuju kantor hingga pulang nanti..

Wajah ibu memang terlihat murung dan tidak banyak cakap menyerupai biasanya, dalam hati berkata, “apa sih yang sedang ibu fikirkan, kenapa diem terus dari tadi, ngomong juga seperlunnya saja, ahh sudah lah”

Setelah pamit saya eksklusif menuju kantor daerah ku bekerja, sesampainya di lokasi kerja saya eksklusif disambut setumpukan berkas dan anak bimbing olimpiade untuk di bina setiap pagi..

Memang setiap harinya pekerjaan ku cukup banyak menyerupai melatih murid untuk persiapan olimpiade, menyiapkan berkas berkas penting untuk dikirim kekantor pusat, dan sesekali menulis artikel untuk mengisi blog ini..

Terkadang saya juga menyempatkan diri sih untuk meningkatkan secara optimal supaya blog nya ramai pengunjug..hehehe

Tidak terasa hari sudah siang dan waktu menandakan pukul 14.00, waktunya pulang kerja telah datang dan saya bergegas pulang kerumah..

Tidak ada yang special di hari itu, semua berjalan menyerupai biasanya, semua acara saya lakukan dengan hening dan hati yang senang..

Semua terasa praktis untuk saya lakukan, yaa mungkin alasannya doa ibu dirumah yang selalu menyertai setiap langkahku..

Tapi suasana hati ku berubah 90% menjadi murung sehabis hingga dirumah.

Setibanya dirumah, saya melihat ibu membisu dan melamun melihat kearah luar yang kebetulan dapat terlihat awan awan di langit..

Aku eksklusif menghampirinya dan berinisiatif untuk mengajaknya bicara..

“Ibu, bergotong-royong apa yang menjadi fikiran ibu selaman ini, final akibat ini ibu terlihat membisu dan jarang berbicara.” Kata ku untuk membuka pembicaraan

“sebenarnya dilema ini sudah usang nak, tapi ibu tidak mau memberi tahu mu alasannya takut membuatmu banyak fikiran” balas ibu.

“ahh tidak bu, itu hanya perasaan ibu saja, saya sebagai anak juga ingin berbakti kepada ibu sendiri, dilema apa sih bu ? kok saya jadi ingin tau yaa “ paksa ku menjawab

Ibu bergegas masuk kekamar dan mengambil sebuah amplop berwarna putih dan memberikannya kepada ku.

Aku pun eksklusif bergegas membuka amplop tersebut dan membaca isinya. Betapa kagetnya saya bahwa isi dari amplop tersebut sebuah hasil penelitian dari Lab yang menandakan hasil bahwa ibu ku faktual mengidap Kanker Serviks.

“ahhhhh ahhhh apa bergotong-royong yang terjadi, kenapa harus ibu ku sendiri yang harus di beri cobaan ini, masih banyak lo orang lain di luar sana, kenapa harus orang yang saya sayangi “ teriaku di dalam hati sambil menahan air mata.

Sekuat tenaga saya membisu dan tak dapat banyak berkata apa apa..

Hanya motivasi dan doa yang saya dapat berikan untuk ibu, semoga cobaan ini dapat cepat teratasi dengan hati yang bersih..

Hari ini sempurna tanggal 9 Februari 2018 saya harus ikut pergi mengantar ibu ke RS. Sanglah Denpasar-Bali untuk melaksanakan check up dan memilih jadwal pengangkatan sel kanker tersebut..

Doakan saja semoga sel kanker tersebut belum memasuki pase stadium dan dapat di angkat dengan praktis oleh pihak dokter..

Semoga cobaan ini dapat kami lewati dengan praktis dan ibu dapat kembali sehat..

Harapan ku sangat besar ibu dapat lekas sembuh dan kembali normal yang nantinya dapat menemaniku hingga menikah nanti.

Semoga ibu panjang umur dan dapat menggendong anak ku kelak.. amiin..

Aaah sudah lah, saya jadi lebai menulis menyerupai ini, tapi hanya dengan media ini saya dapat bercerita sambil menahan air mata..

Hehehe.. sekian dulu yaa..

Wassalam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Dan Doa Ku Di Pagi Yang Cerah Untuk Semesta"

Posting Komentar